Umumnya sarjana hanya ingin bekerja di ruangan berAC. Namun tidak demikian dengan Nur Agis Aulia. Pemuda asal Serang Banten ini menjadikan segala ilmu yang diperoleh saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi sebagai bekal untuk membangun desanya.
Lahir dan besar di Desa Sandilawang, Serang Provinsi Banten, Nur Agis Aulia kini menjadi orang terpandang karena dinilai berhasil membangun desanya melalui kegiatan di sektor pertanian.
Agis melihat potensi yang dimiliki daerahnya di bidang pertanian sangat besar namun belum bisa berkembang karena tidak digarap secara serius oleh para generasi muda yang ada di pedesaan.
Ketertarikannya pada community development tumbuh ketika ia kuliah dan aktif tergabung dalam Koperasi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KOPMA UGM). Berbagai pengalaman ketika aktif di berbagai organisasi pun kian memperkuat ambisinya untuk dapat berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Setelah menyandang gelar sarjana pun Agis lebih memilih mendampingi masyarakat meski telah diterima di salah satu perusahaan BUMN. Disaat bergabung dengan Yayasan Bina Desa Indonesia yang memiliki misi mencetak agropreneur muda begitu banyak pengetahuan berbisnis yang didapatnya.
Pertanian Terintegrasi
Ia antara lain bisa belajar bagaimana bercocok tanam dan berternak secara efisien, serta mendapatkan soft skill kepemimpinan. Tak hanya itu, ia juga menjadi paham mengenai seluk beluk pembibitan, sistem panen, hingga distribusi melalui kulak.
Bekal softskill dan berbagai ilmu untuk berwirausaha pertanian itulah yang kemudian menjadi acuan Agis untuk kembali ke desa mengabdikan diri untuk masyarakat banyak dengan secara nyata melaksanakan kegiatan usaha pertanian yang erintegrasi.
sumber: Tabloid Sinar Tani